MANADO – Taste Atlas, sebuah platform panduan online berbasis di Kroasia membahas makanan tradisional, restoran autentik di dunia, ulasan kritikus, dan berfokus pada berbagai hidangan dunia.
Dua makanan asal Indonesia masuk sebagai makanan dengan peringkat terburuk di dunia 2025.
Berdasarkan daftar yang dikeluarkan Taste Atlas pada 8 Januari 2025, dua masakan Indonesia yaitu tinutuan dan paniki masuk sebagai makanan terburuk di dunia 2025.
Tinutuan sering juga disebut sebagai bubur Manado karena berasal dari ibu kota Sulawesi Utara itu.
Makanan khas Minahasa ini berupa bubur yang terbuat dari beras, bayam, labu kuning, singkong, jagung, dan jenis sayuran lainnya bisa ditambahkan.
Bahan-bahan tersebut disatukan hingga menjadi satu hidangan yang disebut tinutuan.
Tinutuan biasanya dimakan bersama ikan asin dan sambal. Awalnya, makanan ini adalah bubur vegetarian, tapi di beberapa acara akan ditambahkan ikan atau daging.
Tinutuan biasanya dikonsumsi saat pagi untuk sarapan.
Berdasarkan daftar dari Taste Atlas, makanan ini berada di posisi 16 dengan penilaian 2,3 dari 5 bintang.
Begitu juga dengan Paniki. Makanan asal Minahasa, Sulawesi Utara, dengan bahan utama daging kelelawar. Dalam bahasa Minahasa, Paniki berarti kelelawar.
Makanan paniki termasuk dalam hidangan tradisional yang mirip dengan sup. Bahan-bahan untuk membuat paniki ialah kelelawar, santan, serai, daun kari, bawang daun, bawang bombai, jahe, dan bawang putih.
Proses pembuatan paniki diawali dengan memanggang kelelawar untuk menghilangkan bulunya. Kemudian kelelawar dibersihkan, jeroan perut dibuang, dan dipotong kecil-kecil.
Daging kelelawar itu direbus dalam air dan dimasukan bahan lain, dimasak hingga matang dan air mulai surut.
Paniki biasanya dihidangkan bersama dengan nasi putih. Makanan ini menempati urutan ke-36 dengan penilaian 2,5 dari 5 bintang. (*/red)
Sumber: Tempo




















