MANADO – Petani di Sulawesi Utara (Sulut) makin sejahtera. Tolok ukurnya terlihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Februari 2023 yang naik 0,81 persen dan menjadi 105,63 dibandingkan dengan bulan Januari yang masih 104,78.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Asim Saputra mengatakan, perubahan NTP berasal dari dua sisi. Yakni, dari sisi Indeks Harga yang di terima Petani (It) yang naik sebesar 0,69 persen dan sisi Indeks Harga yang di bayar Petani (Ib) yang turun 0,12 persen.
“Nilai NTP baik secara year todate (tahun kalender) maupun year on year (tahun ke tahun) menunjukkan trend penurunan”
“Nilai Tukar Petani secara year todate turun 0,40 persen dan year on year turun hingga mencapai 4,76 persen,” katanya, Rabu (01/03/2023).
Untuk Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen, dari nilai 103,77 di bulan Januari menjadi 104,37 di bulan Februari 2023.
Diketahui, di wilayah perdesaan terjadi deflasi 0,20 persen. Deflasi hanya terjadi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau.
Delapan kelompok lainnya mengalami inflasi yakni pakaian dan alas kaki, perumahan, air, listrik dan bahan bakar lainnya.
Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kesehatan, transportasi, rekreasi, olahraga dan budaya, penyediaan makanan dan minuman/restoran serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Sedangkan pada kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dan pendidikan cenderung stagnan.
Diketahui, standar angka yang ditetapkan BPS, untuk kesejahteraan petani ada di angka 100.
Gubernur Sulut, Olly Dondokambey terus menyuarakan agar sektor pertanian terus digenjot. Bahkan sektor inilah yang mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Terbukti, pada saat pandemi Sulut dapat bertahan karena didorong oleh pertanian.
Dalam berbagai kesempatan Gubernur Olly mengajak warga Sulut untuk meningkatkan kualitas produk pertanian. Para Aparatur Sipil Negara (ASN) juga diminta menjadi role model untuk menyukseskan program Marijo Bakobong.
“Bumi Nyiur Melambai ini, memiliki kesuburan, sehingga menjadi komitmen bersama bahwa kegiatan pertanian dan perkebunan jangan sampai berhenti,” kata Olly.
Dia juga menyebutkan, setiap luasan lahan pertanian dan perkebunan, agar dapat dimanfaatkan dengan optimal. Untuk itu, keterlibatan seluruh masyarakat sangat diharapkan. (don)