Perhatikan Ekosistem Pesisir, Oi Hidup Manado Bersihkan Sampah di Kawasan Mangrove

171
Pembersihan sampah organik dan anorganik di kawasan hutan Mangrove. (foto istimewa)

MANADO – Kota Manado kerap diguyur hujan. Gelombang air laut yang cukup tinggi merembes daratan, salah satunya Manado bagian Utara.

Tekanan ombak menghantarkan sampah ke daratan, baik sampah plastik anorganik maupun sampah organik, seperti kayu, bambu dan sebagainya.

Hal itu berdampak pada proses ekosistem pesisir. Salah satunya, Mangrove.

Mangrove di pesisir Pantai Batu Hitam, Kelurahan Molas, Kecamatan Bunaken, Kota Manado itu mendapatkan tekanan dari sampah organik maupun anorganik yang menimpa maupun melilit pepohonan.

Berdampak juga bagi dahan dari Mangrove dewasa, sekaligus bibit Mangrove yang ditanami pihak Alfamidi bersama BPKel Oi Hidup Manado, BPKel Oi Rimba, Dinding Manado dan AJI Manado Agustus 2024 lalu.

Sampah organik yang menimpa dan melilit Mangrove mempengaruhi masa pertumbuhannya.

Sehingga mengurungnya untuk memiliki hidup yang panjang, sekaligus mempercepat kematian dari Mangrove yang memiliki 3 jenis di lokasi tersebut, yaitu Rhizophora, Burguera dan Ceriops.

Pengurus BPKel Oi Hidup Manado  pun tergerak hati melakukan aksi pembersihan di kawasan hutan Mangrove Batu Hitam, Rabu (29/01/2025).

Ijal Katili, ketua BPKel Oi Hidup Manado mengungkapkan aksi spontanitas ini dasar kepedulian terhadap ekosistem pesisir.

“Kami membersihkan sampah organik yang menimpa bibit Mangrove. Mencabut sampah plastik yang melilit dahan hingga dedaunan dari Mangrove,” ungkap Ijal.

Menurutnya, aksi ini akan berkelanjutan guna memberikan edukasi kepada masyarakat dan seluruh anggota Oi Hidup Manado, tentang pentingnya menjaga dan merawat ekosistem pesisir.

“Mungkin minggu depan kami melakukan aksi yang sama untuk kepentingan banyak orang, agar tidak terjadinya abrasi laut,” terangnya.

“Mencegah kualitas air, mencegah terjadinya tsunami. Hutan Mangrove itu bisa terpelihara dengan baik,” pungkasnya. (*/don)