
MANADO – Dugaan kelalaian dari RSUP Kandou yang menyebabkan meninggalnya Gabriel Sineleyan pasien yang sempat viral karena tidak segera mendapatkan tindakan operasi.
Kejadian ini mendapat kritikan dari Komisi IV DPRD Sulawesi Utara saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan jajaran Direksi RSUP Kandou Manado, BPJS Kesehatan, serta Dinas Kesehatan Provinsi Sulut berlangsung di Ruang Serbaguna DPRD Sulut, Senin (16/06/2025).
Rapat Dengar Pendapat (RDP) dipimpin Wakil Ketua DPRD Sulut, Stella Runtuwene yang didampingi Ketua dan Wakil Ketua Komisi IV, Vonny Paat dan Cindy Wurangian.
Menanggapi kritik tersebut, Direktur Layanan Operasional RSUP Kandou, dr Wega Sukanto SpBTKV (K) menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga almarhum Gabriel dan mencatat seluruh masukan dari DPRD.
Ia menjelaskan bahwa alat bor yang dibutuhkan mulai mengalami gangguan sejak 20 Januari 2025.
Rumah sakit lalu mendapatkan alat pinjaman pada 4 Februari 2025. Namun, alat pinjaman tersebut mengalami kerusakan kembali pada 6 Mei 2025.
Hal ini terjadi karena alat medis yang dibutuhkan saat itu sedang mengalami kerusakan.
“Saat itu direktur medik langsung turun tangan untuk mencari alat pinjaman lain, tapi tidak tersedia karena sedang dipakai RS lain. Maka, kami memutuskan merujuk pasien ke RS lain dengan koordinasi BPJS agar pelayanan tetap bisa berjalan,” jelas dr Wega.
Ia menambahkan bahwa dua alat pengganti, termasuk yang selesai diperbaiki, tiba pada 5 Juni 2025 dan langsung diuji fungsi serta digunakan kembali.
Hal Senada disampaikan, Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang RSUP Kandou, dr Yesheskiel Panjaitan SH MARS.
Menurutnya, proses perbaikan cukup rumit, karena harus menunggu teknisi dari Jakarta. Komponen alat tersebut berasal dari Jerman.
“Ada empat komponen yang rusak. Alat kami sempat dikirim ke Jakarta karena perbaikannya tidak bisa dilakukan di Manado. Saat menunggu, kami juga mendapat alat pinjaman namun dengan merek yang berbeda,” jelasnya.
Ia menegaskan pihaknya tidak tinggal diam dan terus berupaya mencari alat dari berbagai kota seperti Jakarta, Bali, dan Makassar.
“Kami selalu memberikan yang terbaik untuk pelayanan kepada pasien,” pungkasnya. (*/ben)